Hurricane: Pengertian dan Skema Pembentukannya

Akun Jurnalis | Sains
Last Update : Sat Oct 12 2024


Hurricane, atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai badai tropis, adalah fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah perairan hangat, khususnya di Samudera Atlantik dan Pasifik. Badai ini ditandai oleh angin berkecepatan tinggi, hujan deras, dan gelombang besar yang dapat menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan darat maupun laut. Istilah "hurricane" umumnya digunakan di Atlantik Utara, sedangkan di Pasifik Barat disebut sebagai "typhoon," dan di Samudera Hindia serta Pasifik Selatan disebut "cyclone." Proses terbentuknya hurricane sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor meteorologi.

Skema Pembentukan Hurricane

Pembentukan hurricane memerlukan beberapa kondisi utama, termasuk suhu permukaan laut yang hangat (setidaknya 26,5°C), kelembaban yang tinggi di atmosfer bagian bawah hingga menengah, serta adanya sistem tekanan rendah. Hurricane biasanya terbentuk di wilayah tropis, antara garis lintang 5° hingga 20° dari ekuator, karena di area ini terdapat suhu laut yang cukup panas untuk mendukung pembentukan badai.

  1. Fase Gangguan Tropis : Pembentukan hurricane diawali dengan adanya gangguan tropis atau awan badai besar yang dikenal sebagai "disturbance." Gangguan ini bisa berupa kumpulan badai yang meluas dan terorganisir dengan baik, biasanya dipicu oleh gelombang tropis. Pada fase ini, belum ada struktur sirkulasi yang jelas, namun kecepatan angin mulai meningkat.
  2. Fase Depresi Tropis : Jika gangguan tropis mengalami peningkatan, baik dalam ukuran maupun intensitas, maka dapat berkembang menjadi depresi tropis. Pada tahap ini, pusat sirkulasi mulai terbentuk, namun angin yang berputar di sekitar pusat badai masih lemah, berkisar antara 38 hingga 61 km/jam. Dalam fase ini, badai mulai menunjukkan karakteristik siklonik dengan awan tebal yang menyelimuti inti sirkulasi.
  3. Fase Badai Tropis : Setelah depresi tropis berkembang lebih lanjut dan kecepatan angin mencapai 62 hingga 117 km/jam, maka sistem cuaca ini dikategorikan sebagai badai tropis. Pada tahap ini, struktur sirkulasi badai semakin kuat, dan pola spiral mulai terlihat. Badai tropis biasanya ditandai oleh pembentukan awan kumulonimbus besar yang mengelilingi pusat badai.
  4. Fase Hurricane : Jika badai tropis terus berkembang dan kecepatan anginnya melebihi 118 km/jam, badai tersebut resmi dikategorikan sebagai hurricane. Pada fase ini, pusat badai atau "mata badai" terbentuk dengan diameter yang bervariasi, biasanya antara 20 hingga 50 kilometer. Mata badai merupakan area bertekanan rendah dengan kondisi cuaca yang relatif tenang. Namun, di sekitar mata badai, terdapat "dinding mata" (eye wall) yang terdiri dari angin terkuat dan hujan deras.
  5. Pemecahan dan Melemah : Hurricane akan terus bergerak berdasarkan arah angin di atmosfer atas. Ketika hurricane mencapai wilayah daratan atau memasuki perairan dengan suhu lebih dingin, badai ini akan kehilangan sumber energinya dan mulai melemah. Tanpa adanya uap air hangat yang cukup untuk mendukung sistem tekanan rendah, hurricane secara bertahap akan kehilangan kekuatannya hingga akhirnya menjadi depresi tropis lagi atau bahkan lenyap sepenuhnya.

Faktor Pembentuk Hurricane

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan hurricane. Salah satu faktor utama adalah energi panas dari laut, di mana panas yang dilepaskan dari uap air yang menguap dari laut hangat menjadi sumber energi utama bagi badai. Tekanan rendah di pusat badai menyebabkan udara dari sekitarnya terdorong masuk, memperkuat sistem rotasi badai. Selain itu, efek Coriolis akibat rotasi Bumi juga berperan dalam pembentukan pola angin yang berputar. Hurricane / angin siklon yang berada di belahan bumi utara berputar berlawanan arah jarum jam dan sebaliknya putara di belahan bumi selatan searah dengan jarum jam.

Selain faktor-faktor tersebut, angin geser (wind shear) yang rendah juga diperlukan untuk memungkinkan struktur vertikal badai tetap stabil. Jika terdapat angin geser yang kuat, struktur badai akan terdistorsi dan dapat menghentikan perkembangan badai sebelum mencapai intensitas maksimum.

Dampak Hurricane

Hurricane dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga gelombang badai yang merusak pantai. Selain itu, hurricane juga dapat memutus jaringan listrik, menghancurkan infrastruktur, serta menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses terbentuknya hurricane sangat penting untuk membantu memprediksi dan memitigasi dampaknya.

Kesimpulan

Hurricane adalah salah satu fenomena cuaca paling dahsyat yang dapat terbentuk di wilayah tropis. Proses pembentukannya memerlukan kondisi atmosfer dan laut yang sangat spesifik, serta dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu permukaan laut yang tinggi, tekanan rendah, kelembaban, dan angin geser. Memahami skema pembentukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi hurricane penting untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana di wilayah yang rentan terhadap fenomena ini.


Sumber:

  • National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). "Hurricanes: Science and Society".
  • World Meteorological Organization (WMO). "Tropical Cyclones: Formation and Impact".
  • Kerry Emanuel, Divine Wind: The History and Science of Hurricanes.